Senin, 29 April 2013

makalah struktur teori akuntansi


MATA KULIAH: TEORI AKUNTANSI
DOSEN             : MUH. YAHYA,SE.,M.SI.,AK  


MAKALAH
                                                “STRUKTUR TEORI AKUNTANSI”
                                                   
                

                                                    






DI SUSUN OLEH:
WINDA BALLA SARI
211 110 001
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
LEMBAGA PENDIDIKAN INDONESIA (LPI) MAKASSAR
2013














KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

         Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui “STRUKTUR TEORI AKUNTANSI” yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

          Makalah ini memuat tentang “STRUKTUR TEORI AKUNTANSI” dan sengaja dipilih karena menarik  perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap kehidupan remaja saat ini.

          Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen   pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

           Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.





Makassar, 2 Mei 2013



                     Winda Balla Sari


                                                                                                i









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah…………………………………... ...............................1
B.      Rumusan Masalah…………………………………………….............................1        
C.      Tujun Penulisan…………………………………………..……...........................1
BAB II PEMBAHASAN
A.      Sifat Struktur Teori Akuntansi……………………………....................................2
B.      Sifat Postulat Akuntansi ……………………………............................................ 2
C.      Postulat-postulat Akuntansi ……………………………...................................... 3
D.      Konsep-konsep Teoritis Akuntansi …………………… ...................................... 4
E.       Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi ………………………......................................... 6
BAB III PENUTUP
        Kesimpulan………………………………………………………………  ... 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………  13














STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang 
 Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang tergantung pada pemahamanteknik akuntansi maupun struktur teori akuntansi di mana teknik diturunkan. Pengembangan struktur teori akuntansi untuk memberikan justifikasi yang lebih baik  pada aturan-aturan dan teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan oleh Paton tentang pondasi dasar akuntansi.

B.    Rumusan Masalah
Untuk mengetahui teori akuntansi, pada dasarnya yang harus dipelajari terlebih dahulu yaitu kita harus menganalisis dan bisa mengurai unsur-unsur teori akuntansi itu sendiri. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen-elemen teori akuntansi. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pemakainya, struktur teori akuntansi itu dimulai dari perumusan tujuan laporan keuangan, baru dari tujuan ini dirumuskan apa itu postulat, konsep, prinsip, dan akhinrya standar akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik penyusunan laporan keuangan.
Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada perkembangan saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya  adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitias ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternatif tindakan yang ada.
Para akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan.

C.     Tujuan penulisan
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori didefinisikan sebagai kumpulan gagasarn (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sifat Struktur Teori Akuntansi
Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), rerangka acuan yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-elemen berikut ini:
1.      Pernyataan tujuan laporan keuangan.
2.      Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan.
3.      Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teoritis.
4.      Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

Kita akan mendiskusikan tiga elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:
1.      Postulat akuntansi;
2.      Konsep-konsep teoritis akuntansi;
3.      Prinsip-prinsipakuntansi.

B.     Sifat Postulat Akuntansi
Dalam teori akuntansi kita sering dibingungkan oleh istilah-istilah yang agak mirip, tetapi mempunyai arti yang berbeda seperti istilah : aksioma, postulat, konsep, convention, generalization, praktik, prosedur, prinsip, standar, norma dll. Kebingungan seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan.
Kita memulai dengan definisi berikut ini:
1.      Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan yangmenggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hokum di suatu tempat dimanaakuntansi  itu beroperasi.
2.      Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
3.      Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.
4.      Teknik (standar) akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akun-akuntansi untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.

C.    Postulat-postulat Akuntansi
1.      Postulat Entitas (Entity)
Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga atau peruahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakainya, maka setiap perusahaan dianggap sebagai uni akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.
Berdasarkan pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dar akuntansi yang dimasukkan ke dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh lembaga atau perusahaan dan bukan merupakan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut dengan firm oriented.
Dari sisi lain konsep entity ini dilihat dari kepentingan ekonomi dari beberapa konsumen laporan keuangan suatu entity bukan dari kegiatan administrasi lembaga tadi. Pengertian ini disebut dengan user oriented. Dalam konsep ini  yang menjadi perhatian dalam penyusunan laporan keuangan adalah para pemakainya. Informasi apa yang diinginkan pemakai itulah yang dilaporkan dalam laporan keuangan . Untuk mengetahui apa yang diinginkan para pemakai laporan, perlu diketahui :
1.      Kepentingan para pemakai laporan
2.      Sifat-sifat dari para pemakai laporan
Contoh yang paling jelas di sini adalah Akuntansi Sosial, Akuntansi Lingkungan, Akuntansi SDM, dll. Dalam bidang ini yang menjadi dasar bertolak adalah apa yang diinginkan oleh para pemakai laporan keuangan dan bukan tentang apa maunya teori akuntansi.

2.      Postulat Kelangsungan Usaha (going concern)
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.  
Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan pada asumsi  bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan mennunggu akan dibubarkan umumnya berbeda  atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar. Postulat ini juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.
Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar manajer bersikapforward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama atau terus  menerus agar ia  mendapatkan value added dari kinerja perusahaan.

3.      Postulat unit pengukur (Unit Of Measure)
Postulat ini, yang disebut juga monetery unit postulate menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan 2 keterbatasan yaitu :
1.    Akuntansi terbatas pada pemberian informasi dalam satuan moneter tanpa mencatat informasi non moneter lainnya yang relevan. Sehingga akuntansi dianggap hanya menginformasikan sebatas : kuantitatif, formal, terstruktur, dapat diaudit, angka-angka dan berorientasi pada masa lalu. Informasi non akuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan, tidak dapat diaudit dan berorientasi pada masa depan. Namun para ahli pada saat ini teus berupaya agar informasi yang diberikan oeh akuntansi keuangan dapat memasukkan aspek kualitatif melalui berbagai instrumen laporan.
2.    Unit moneter itu sendiri sifatnya berfluktuasi tergantung pada kemampuan daya beli. Pada kenyataannya, daya beli itu tidak stabil karena termakan oleh inflasi sehingga informasi keuangan yang disajikannya akan kehilangan relevansi.
4.      Postulat Periode Akuntansi
Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan dampaknya terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan interim. Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles Board menerbitkan APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan laporan tahunan.

D. Konsep-konsep Teoritis Akuntansi
1.      Teori Proprietary/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen”, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:
Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.
Persamaan ini dibaca : pemilik memiliki aset dan sekaligus memiliki kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca (balance sheet oriented). Aset dinilai dan neraca disajikanuntk mengetahui dan mengukur perubahan hak dan kekayaan pemilik, sedangkan penghasilan dan biaya dianggap sebagai kenaikan atau penurunan harta kekayaan pemilik bukan dianggap berasal dari investor atau pengambilan pemilik sehingga biaya dan dividen adalah pengambilan modal.
Beberapa istilah akuntansi yang dipengaruhi oleh teori ini adalah seperti penyajian divide per share, earning per share, equity method dalam pencatatan perkiraan investasi  pada perusahaan lain dan lain-lain.  

2.      Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset= Utang+ Ekuitas Pemegang saham
Aset adalah  hak perusahaan,  ekuitas menunjukkan sumber aset yang berasal dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban bagi perusahaan. Kreditor dan pemilim sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan  tempat di mana perusahaan memiliki kewajiban. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, control, risiko,dan likuidasi.
Laba adalah milik perusahaan  sebelum dibagikan kepada pemilik.
Teori ini berorientasi pada laporan laba rugi (income statement oriented). Pertanggungjawaban pada pemilik dilakukan dengan cara mengukur pestasi kegiatan dan prestasi keuangan yang ditunjukkan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan kenaikan equitypemilik atau kenaikan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Setelah dikurangi hak kreditor kenaikan equity pemilik terjadi setelah dividen dikeluarkan dan laba ditahan tetap dianggap sebagai hak milik perusahaan sampai suatu saat dibagikan. Dalam teori ini pajak dan bunga pinjaman dianggap sebagai bagian laba untuk pemerintah dan kreditor. Oleh karena itu, bukan biaya.

Beberapa pengaruh teori ini pada pencatatan dan penyajian akuntansi adalah :
1.      Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini lebih baik dalam penentuan pendapatan dari pada FIFO di masa inflasi.
2.      Penyajian laporan keuangan konsolidasi
3.      Definisi tentang revenuedan expenses yang lazim sesuai dengan konsep ini
3.      Teori dana (Fund Theory)
Menurut teori yang dikemukakan W.Y Vatter (1995) ini yang menjadi perhatian bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok aset yang ada dan kewajiban yang harus ditunaikan disebut fundyang masing-masing pos memiliki aturan dalam penggunaannya.  Dengan demikian teori dana menganggap bahwa unit usaha merupakan  sumber ekonomi (dana) dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan aset atau dana tersebut.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan Aset
Dalam persamaan ini unit akuntansi didefinisikan dalam istilah aset, dan penggunaan aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara hukum terhadap penggunaan aset. Teoi dana ini memusatkan perhatian pada harta atau aset centered dalam arti kata yang menjadi pusat perhatiannya adalah penggunaan aset yang dibatasi. Teori ini berorientasi pada laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan ini menggambarkan sumber dari mana dana dan ke mana penggunaan dana perusahaan. Umumnya teori ini berlaku untuk organisasi pemerintah atau non profit (nirlaba).

4.      The enterprise Theory
Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak atau kontestan yang terlibat atau yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Misalnya, pemilik, manajemen, masyarakat, pemerintah, kreditor, pegawai dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dalam teori ini pihak-pihak ini harus diperhatikan dalam penyajian informasi laporan keuangannya. Menurut teori ini akuntansi jangna hanya mementingkan informasi bagi pemilik  perusahaan, tetapi juga pihak lainnya juga yang memberikan  kontribusi langsung dan tidak langsung kepada eksistensi dan keberhasilan suatu perusahaan atau lembaga.

E.     Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Banyak pihak baik komite maupun perseorangan yang memberikan prinsip dasar akuntansi tersebut. Antara yang satu dengan yang lain kadang memiliki kadang memiliki perbedaan dan juga persamaan. Berikut ini akan kita berikan beberapa pendapat tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :
a.      Dasar Acrual
Artinya dalam menyusun laporan keuangan pengakuan tansaksi didasarkan pada kejadian atau perisiwa bukan didasarkan pada transaks kas.
b.      Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang dimaksud akan melanjutkan usahanya, da;lam asumsi dasarnya tidak ada maksud untuk melakukan likudasi.
APB Statement No.4 memberikan smbilan prinsip dasar akuntansi sebagai berikut :
1.      The cost Principle
Menurut pendapat ini, cost principle atau disebut juga acquisition cost adalah dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya, harga pokok dan equity. Dengan kata lain, setiap perkiraan dinilai berdasarkan harga pertukarannya pada tanggal perolehan.
APB statement No.4 mendefinisikan cost sebagai berikut :
Cost adalah suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang dibelanjakan atau barang lain yang diserahkan , modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan dari barang dan jasa yang diterima atau akan diterima.
Kelemahan dari prinsip ini yang paling utama adalah akibat nila uang atau kemampuan daya beli yang tidak stabil sehingga bisa terjadi kemngkinan kesalahan pembaca dalam membaca lapran keuangan yang disajikan secara cost principle.

2.      The Revenue Principle
Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuan revenue sebagai salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi. Ketiga aspek tersebut dijelaskan sebagia berikut :


a.       Sifat dan komponen dari revenue
Pada umumnya revenue telah ditafsirkan sebagai :
1.      Arus masuk net aset seagai akibat penjualan barang dan jasa
2.      Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada langganan
3.      Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama periode tertentu
Perbedaan tersebut  timbul akibat perbedaan pandangan tehadap apa yang dianggap termasuk dalam revenue.
Ada dua pandangan tentang revenue, yaitu sebagai berikut :
1.      Secara luas, revenue termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Termasuk revenue adalah seluruh perubahan net aset  yang timbul dari kegiatan produsi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan  aktiva dan investasi.
2.      Secara sempit, revenue hanya berasal dari kegiatan produksi, dan tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.
b.      Pengukuran Revenue
Revenue merupakan nilai yang diukur  menurut produk atau jasa yang ditukar dengan cara transaksi yang objektif.
                        Nilai di sini dapat berupa :
1.      Net Cash atau Equivalent
2.      Nilai discounted dari uang yang diterima atau akan diterima sebagai imbalan pertukaran barang dan jasa  yang diserahkan perusahaan kepada langganannya.
Dari nilai ini, dua penafsiran yang muncul yaitu :
1.      Potongan harga dan pengurangan lain dari harga tetap. Hal ini perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya atas nilai diskonto uang yang diklaim yang harus dikurangi untuk menghitung revenue.
2.      Untuk transaksi yang buan melalui kas, nilai tukarnya dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari jumlah yang akan diterimayang paling mudah dan paling jelas dapat dihitung.
             3.The Matching Principles
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada periode yang  sama dengan periode pengakuan hasil. Hasil diakui pada periode menurut  prinsip pengakuan hasil dan biaya akan dibebankan sesuai periode  itu.
Akuntansi untuk biaya ini mencakup dua tahap yaitu :
1.      Cost dikapitalisasi sebagai aset yang merupakan harta yang menyimpan sejumlah jasa dan keuntungan.
2.      Setiap aset dihapuskan dan dibebankan sebagai biaya untuk menilai bagian dari aset itu yang dibebankan untuk menghasilkan revenue selama periode itu.
Dengan demikan, yang dianut di sini adalah accrual basis accounting bukan cash basis accounting.
Kaitan antara hasil dan biaya tergantung pada empat kemungkinan sebagai berikut :
1.      Pengurangan langsung biaya terhadap hasil seperti pada harga pokok penjualan mengurangi penjualan.
2.      Pengurangan langsung biaya menurut periodenya, seperti gaji direksi
3.      Alokasi biaya pada periode yang memberikan keuntungan, misalnya biaya penyusutan.
4.      Membiayakan seluruh cost pada periode yang dibebankan kecuali dapat ditunjukkan bahwa pengeluaran akan memberikan keuntungan di masa yang akan datang, bukan pada periode itu, seperti biaya promosi.
                       
  4.Prinsip Objektivitas (Objectivity Principles)
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas prosedur pengukuran yang digunakan. Karena menjamin realibilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustiikasi pemilihan prosedur pengukuran yang digunakan. Prinsip objektivitas mempunyai interpretasi yang berbeda-beda yaitu :
1.      Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang “tidak bersifat personal”, dalam pengertian bebas dari bias personal pengukurnya. “Dengan kata lain, objektivitas merujuk pada realitas eksternal yang independen dari orang yang menerimanya”.
2.      Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable, dalam pengertian bahwa pemgukuran didasarkan pada bukti,
3.      Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari “consensus diantara kelompok pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga memandang bahwa objektivitas tergantung pada kelompok pengukur tertentu.
4.      Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai indicator tingkat objektivitas suatu system pengukuran termaksud.

  5.Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan dalam item serupa sepanjang lebih berguna. Kecenderungan dalam data akuntansi dan hubungan dengan factor-faktor eksternal akan terungkap secara lebih akurat bila prosedur pengukuran yang komparabel telah digunakan. Demikian pula, distorsi jumlah income dan neraca dan kemungkinan manipulasi laporan keuangan dapat dihindari dengan penggunaan prosedur akuntansi yang konsisten sepanjang waktu. Konsistensi juga merupakan batasan bagi pengguna laporan keuangan yang komparabel dari sebuah perusahaan selama beberapa waktu, sehingga mempertinggi kegunaan laporan. Dalam opini standar, akuntan public mengakui prinsip konsistensi dengan memperhatikan apakah laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umu yang diterapkan dengan dasar yang “konsisten dengan tahun sebelumnya” atau belum.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan mengubah prosedur akuntasi ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika prosedur altenatif lebih baik. Menurut APB Opinion No. 20, perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
1.      Perubahan dalam prinsip akuntansi
2.      Perusahaan dalam estimasi akuntansi
3.      Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan secara retroaktif untuk perubahan entitas akuntansi, secara prospektif untuk  parubahan dalam estimasi akuntansi, dan secara umum dan segera untuk perubahan dalam prinsip akuntansi.

  6.Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure Principle)
Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang “penuh” (full), wajar (fair) dan “cukup” (adequate). Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor. Secara lebih eksplisit, prinsip pengungkapan penuh berimplikasi bahwa tidak ada informasi penting atau kepentingan bagi rata-rata investor yang menghilangkan atau disembunyikan.
Skinner memberikan perhatian pada beberapa permasalahan yang seharusnya menjadi subjek pengungkapan penuh :
1.      Rincian tentang kebijakan dan metode akuntansi, terutama bila diperlukan pertimbangan dalam penerapan metode akuntansi, bila metode khas untuk entitas pelaporan tertentu, atau bila metode akuntansi alternatif dapat digunakan.
2.      Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi atau untuk mengindikasikan hak berbagai pihak yang memiliki klaim atas pelaporan entitas.
3.      Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan dan dampak perubahan tersebut.
4.      Aset, utang, biaya dan revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau karyawan yang memiliki hubungan khusus dengan entitas pelaporan.
5.      Aset, utang, dan komitmen bersyarat
6.      Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas sebagaimana telah digambarkan dalam laporan akhir tahun.

  7.Prinsip Konservatisme (Conservatims Principle)
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan dan reliable. Prinsip konservatisme menyatakan behwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip ini menunjuk-kan bahwa lebih disukai melaporkan nilai terendah untuk asset dan revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses. Prinsip konservatisme kemudian menyatakan bahwa akuntan secara umum menggambarkan perilaku pesimistik ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan pemahaman income sekarang dan asset, prinsip konservatisme mungkin mendorong perlakuan yang merupakan penyimpangan dari pendekatan teoritis dan dapat diterima. Sebagai contoh, pengadopsian konsep lower-of-cost-or-market bertentangan dengan prinsip biaya historis. Meskipun penilaian asset dan penyusutan dipercepat secara umum diyakini sebagai ukuran yang melawan inflasi, mereka dipandang sebagai hasil dari pengadopsian prinsip konservatis-me. Chatfield mengatakan bahwa “.
Keduanya (LIFO dan penyusutan dipercepat) memunculkan kembali tradisi lama tentang konservatisme neraca, sedemikian banyak sehingga pembayar pajak dimungkinkan menggunakan LIFO bersama dengan penilaian sediaan lower-of-cost-or-market. Keduanya telah memberikan keutamaan bagi kebutuhan menajemen akan penilaian yang lebih tepat.

  8.Prinsip Materialitas (Materiality Principle)
Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan.
Secara umum, badan-badan akuntansi telah meninggalkan penggunaan materialitas dalam pertimbangan akuntan, pada saat yang sama tetap menekankan pentingnya materialitas. Menurut APB Statement No. 4, materialitas menunjukkan bahwa “pelaporan keuangan hanya berurusan dengan informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi evaluasi atau keputusan”, APB Opinion No. 30 menggantungkan pada konsep materialitas yang tidak didefinisi untuk menjelaskan item-item luar biasa. Demikian pula,  APB Opinion No. 22 merekomendasikan pengungkapan pengungkapan semua kebijakan atau prinsip yang secara material mempengaruhi posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan dalam posisi keuangan suatu entitas. Pada tahun 1975, FASB menerbitkan memorandum diskusi tentang isu materialitas, yang menekankan pentingnya prinsip ini.
Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional. Kebanyakan definisi materialitas menekankan pada peran akuntan dalam menginterpretasikan apa yang material dan apa yang tidak material. Sebagai contoh, Frishkoff mendefinisi materialitas sebagai “arti pentingnya relative dan kuantitatif dari suatu informasi akuntansi bagi pengguna dalam konteks keputusan yang harus dibuat”.

9.   Prinsip Keseragaman dan Kompabilitas
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-item yang terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu, prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan yang berbeda. Pada kenyataannya, debat yang konstan terjadi tentang apakah fleksibilitas atau keseragaman seharusnya berlaku dalam akuntansi dan pelaporan keuangan. Pendukung utama prinsip keseragaman mengklaim bahwa prinsip tersebut akan:
1.      Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan ketidakcukupan praktik akuntansi.
2.      Memungkinkan pembandingan yang berarti bagi pengguna laporan keuangan.
3.      Memperbaiki kepercayaan pengguna pada laporan keuangan.
4.      Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik akuntansi

Pendukung utama fleksibilitas mengklaim bahwa :
1.      Penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk menunjukkan item yang sama yang terjadi dalam berbagai kasus menimbulkan risiko penyembunyian perbedaan-perbedaan penting diantara kasus-kasus tersebut;
2.      Komparabilitas merupakan tujuan yang tidak praktis ; “hal tersebut tidak dapat dicapai dengan mengadopsi peraturan-peraturan perusahaan yang tidak menggunaan pencatatan yang memadai untuk situasi faktual yang berbeda”
3.      “Perbedaan dalam keadaan” atau “variable-variabel keadaan” meminta perlakuan yang berbeda, sehingga pelaporan perusahaan dapat merespon keadaan tempat transaksi dan peristiwa terjadi. Varibel keadaan didifinisi sebagai :
“…..kondisi lingkungan yang bervariasi diantara perusahaan dan yang mempengaruhi
a.       Kelayakan metode akuntansi, dan atau
b.      Objektivitas ukuran yang merupakan hasil penerapan metode akuntansi“
Tujuan implicit prinsip keseragaman maupun fleksibilitas adalah melindungi pengguna dan menyajikan data bermanfaat bagi pengguna. Kedua prinsip tersebut gagal mengatasi posisi ekstrimnya dalam isu pelaporan keuangan. Keseragaman tidak mendorong komparabilitas, tidak dapat disangkal sebagai tujuan yang tidak layak. Fleksibilitas terbukti telah mendorong munculnya kebingungan dan ketidakpercayaan, solusi/tradeoff  yang mungkin dapat diberikan adalah mendukung keseragaman dengan mempersempit perbedaan praktik akuntansi dan, pada saat yang sama memungkinkan pengakuan yang layak atas dasar dan peristiwa ekonomi khusus perusahaan tertentu dan industry tertentu dengan hubungan yang tepat antara keadaan ekonomi tertentu dengan teknik akuntansi. Posisi tengah ini meminta definisi operasional dari “perbedaan keadaan” dan petunjuk yang lebih baik untuk keterkaitan perbedaan dengan berbagai prosedur.

BAB III
KESIMPULAN
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :
Pernyataan tujuan laporan keuangan
Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan
Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep teroritis
Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi

Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang. Laporan keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal semata-mata merupakan refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan isi dan format laporan keuangan berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis akuntansi. Agenda terpentint dari badan-badan akuntansi seharusnya adalah penyusunan elemen-elemen teori akuntansi yaitu tujuan akuntansi, postulat lingkungan, konsep teoritis prinsip akuntansi.







DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, Salemba Empat, Jakarta, 2000..
2. Eldon S. Hendriksen – Michael F. Van Breda, Teori Akunting Edisi Kelima. Buku Satu.
3. Harahap-Sofyan Safri,Teori akuntansi Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007








Selasa, 27 November 2012

Bidang akuntansi



                AKUNTANSI
Bidang akuntansi
1.      Akuntansi Keuangan (financial Accounting)
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi secara umum (general accounting). Akuntansi ini menerapkan pencatatan dan laporan data secara keseluruhan atas suatu unit ekonomi yang berhubungan dengan proses laporan keuangan. Pelaporan ini sebagai pertanggung jawaban kepada pihak-pihak terkait diantaranya pemilik, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.

2.      Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen merupakan bidang akuntansi yang menyediakan informasi untuk keperluan menejemen perusahaan. Informasi yang dihasilkan dalam akuntansi manajemen tidak hanya didasarkan pada data historis, tetapi ada kalanya menggunakan data actual bahkan data taksiran untuk masa yang akan datang.

3.      Akuntansi Pemerikasaan (Auditing)
Akuntansi Pemerikasaan merupakan bidang akuntansi yang tugas pokoknya melakukan pemerikasaan secara bebas terhadap laporan keuangan atas suatu unit ekonomi dilakukan dengan tujuan untuk meneliti kecermatan dan kewajaran dalam laporan keuangan yang didasari atas objektivitas dan indepensi dari pemeriksaan. Pemeriksaan tasa laporan keuangan dilakukan oleh Akuntan Publik (Auditing eksternal) dan pemeriksaannya disebut eksternal auditor pemerikasaan atas laporan keuangan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan tersebut disebut inrternal auditing yaitu bertugas untuk menentukan kepatuhan atas bagian-bagian yang ada didalam perusahaan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

4.      Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya dalah bidang akuntansi yang menekankan pada pencatatan dan penyajian informasi biaya. Fungsi utama Akuntansi Biya adalah mangumpulakan dan menganalisis data mengenai biaya akuntansi.

5.      Perpajakan ( Tax Accounting)
 Akuntansi Perpajakan merupaka bidang akuntansi yang terdiri atas persiapan, laporan pembayaran pajak serta pemenuhan prosedur dalam perjalanan. Seorang akuntansi harus mengetahui konsep-konsep, metode dan cara pelaporan pajak serta mengikuti perkembangan peraturan perpajakn.

6.      Akuntansi Pemerintahan (Government accounting)
Akuntansi pemerintah merupakan bidang akuntansi yang kegiatannya mengkhususkan pada pencatatan dan pelapora transaksi unit oraganisasi pemerintah, depertement, pemerrintah pusat dan daerah serta organisi pemerintah lainnya seperti BUMN dan BUMD.

7.      Akuntansi Anggaran (Budgedtary Accounting)
Akuntansi anggaran merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan anggaran atau rencana keuangan dan kegiatan perusahaan pada masa mendatang. Akuntansi ini menyajikan seluruh kegiatan keuangan untuk masa yang akan datang dan analisis perbandingan antara anggaran yang sudah ditetapkan dan kenyataa atau hasil kerja yang dicapai.

8.      System Akuntansi ( Accounting system)
System akuntansi merupakan bidang akuntansi dengan perencanaan kebijakan akuntansi yang akan dijalankan perusahaan, yaitu kebijakan untuk melindungi dan mengawasi kekayaan perusahaan sehingga dapat menekankan biaya admistrasi dan pengendalian intern perusahaan.



semoga bermanfaat untuk kita semua

Pelajaran-Q  dari SMAN 1 SUKAMAJU 

PERAN AKUNTANSI DALAM MANAJEMEN


PERAN AKUNTANSI DALAM MANAJEMEN

“AKUNTANSI”
          Peran akuntansi dalam manajemen cukup banyak. Laporan keuangan yang dihasilkan dalam proses akuntansi merupakan informasi yang cukup penting bagi manajemen, yaitu:
F  Manajemen Biaya
Manajemen biaya diatur ttentang masalah pengukuran aktivitas dan objek-objek strategis dalam rangka mengambil keputusan strategis  untuk mencapai keunggulan kompetitif, diantaranya tentang kualitas suuatu barang atau jasa dan tantang kesempatan atau peluang.
F  System Informasi manajemen
Informasi akuntansi bagi  System Informasi manajemen digunakan untk merancang system penyediaan informasi untuk berbagai kepentingan manajemen. Pengertian system inforrmasi  akuntansi cenderung lebih sempit, yaitu menjadi electronic data prossesing (EDP) yang merupakan bagian dari system informasi manajemen.
F  System Pengendalian Manajemen
System ini digunakan untuk merancang system dan proses untuk memotivasi para menejer divisi agar mampu bertindak untuk memaksimunkan kepentingan divisi dan kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
F  Analisis Laporan Keuangan




WBS SMANSA SUKMA, LUTRA SUL-SEL

  

education: PENGERTIAN AKUNNTANSI MENURUT PARA AHLI

education: PENGERTIAN AKUNNTANSI MENURUT PARA AHLI: PENGERTIAN AKUNNTANSI MENURUT PARA AHLI v   Definisi akuntansi secara resmi sebagaimana termuat dalam accounting terminology bulleti...

PENGERTIAN AKUNNTANSI MENURUT PARA AHLI


PENGERTIAN AKUNNTANSI MENURUT PARA AHLI


v  Definisi akuntansi secara resmi sebagaimana termuat dalam accounting terminology bulleting No 1 yang diterbitkan oleh APB [Accounting Principles Board] sebagai komite penyusun prinsip akuntansi yang dibentuk oleh AICPA [Amerika institute of cerfiled public acountans] sbagai berikut :
a.       Accounting is the art of recording, clssifiying and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events wich are, in part at least of financial character, and the results there.
Artinya:Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara signifikan[bemakna] dan dalam bentuk satuan uang dan menginterprestasikan  hasil proses tersebut . pengertian seni dalam definisi tersebut dimaksudkan dalam bahwa akuntansi bukan merupakan ilmu pengetahuan eksakta, melainkan sebagai keterampilan atau pengetahuan  terapan yang diisi dan struktunya disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan.
          Dari defeini akuntansi tersebut, akuntansi mengandung pengertian sebagai berikut:
1.       Akuntansi merupakan proses pengubahan data yang belum siap menjadi informasi yang belum siap dipakai
2.       Akunansi merupakan kegiatan yang terdiri diatas mengumpulkan,nmengidentifikansikan mengukur, mencatat, dan mengikhtisarkan data keuangan.
3.       Data mengikhikankan disebut informasi ekonomi, kemudian informasi tersebut disampaikan kepada para pemakai dalam bentuk laporan-laporan terrsebut dapat digunakan sebagai slat bantu untuk mengambil keputusan ekonomi.
4.       Akuntansi merupakan suatu teknik atau seni[art] mencata dan mengolongkon transaksi atau kejadian yang ersifat keuangan, kemudian melaporkannya keapda pemakai informasi tersebut.
v  MENURUT WARRANT DKK, scara umum akuntansi dapat didefenisikan sebagai system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak—pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
v  ACCAUNTING PRINCIPLE BOARD STATEMEN No 4[Muhammad 2002:10]
Mendefenisikan akuntansi akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif ,, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunkan dalam memilih beberapa diantara alternatife.

about me

Foto saya
hay. saya winda balla sari. biasa dipanggil winda. saya berusia 21 tahu. saya seorang mahasiswi akuntansi disalah satu lembaga pedidikan swasta di makassar. prinsip saya" sukses itu hak semua orang"